Jumat, 18 April 2014

belajar dan faktor-faktor belajar

Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar


Tujuan penulisan ini sesuai dengan taksonomi bloom yaitu:

1. Mampu menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar (C1)

2. Mampu mengidentifikasi pengertian belajar (P1)?
3. Mampu menyatakan pendapat tentang belajar (A1)?

Definisi Belajar

Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi atau materi pelanaran. Orang yang beranggapan demikian biasanya akan segera merasa bangga ketika anak-anaknya telah mampu menyebutkan kembali secara lisa (verbal) sebagian besar informasi yang terdapat dalam buku teks atau yang diajarkan oleh guru. 
Ayat yang berhubungan dengan belajar yaitu:

يَآيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوْآ اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجَلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللهُ لَكُمْ وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللهُ الَّذِيْنَ اَمَنُوْا مِنْكُمْ وَ الَّذِيْنَ اُوْتُوْا الْعِلْمَ دَرَجَتٍ وَ اللهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ ـ المجادلة
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis.” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu.” maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu, dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. al-Mujadilah: 11).

Skiner, seperti yang dikutip Barlow (1985) dalam bukunya Educational psychology: The Teaching-Learning Process, berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif,  pendapat ini diungkapkan dalam pernyataan ringkasnya,  bahwa belajar adalah . . . a process of progressive behavior adaptation.

Hitzman dalam bukunya The Psychology of Learning and Memory berpendapat Learning is a change in organism due to experience which can affect the organism's behavior. Artinya, belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme (manusia atau hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat memengaruhi tingkah laku organisme tersebut. Jadi, dalam pandangan Hintzman, perubahan yang ditimbulkam oleh pengalaman tersebut baru dapat dikatakan belajar apabila memengaruhi organisme.


Secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Sehubungan dengan pengertian ini perlu diutarakan seklai lagi bahwa perubahan tingkah laku yang timbul akibat proses kematangan,  keadaam gila, mabuk, lelah,  dan jenuh tidak dapat  dipandang sebagai proses belajar.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Sebagai suatu proses, keberhasilan belajar ditentukan oleh berbagai factor. Menurut Ryan (dalam Smith,1970), ada tiga factor yang mempengaruhi proses belajar, yaitu: (1) aktivitas individu pada saat berinteraksi dengan lingkungan; (2) factor fisiologi individu; dan (3) factor lingkungan yang terdiri dari semua perubahan yang terjadi di sekitar individu tersebut.Secara garis besar, Suryabrata (1989) menyatakan bahwa factor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
  1.  Factor-faktor yang berasal dari dalam diri pembelajar, yang meliputi: (a) factor-faktor fisiologi, dan (b) factor-faktor psikologis.
  2.  Factor-faktor yang berasal dari luar diri pembelajar, yang meliputi: (a) factor-faktor social, dan (b) factor-faktor non social.
Factor-faktor fisiologis yang memengaruhi belajar mencakup dua hal, yaitu:

Keadaan tonus jasmani pada umumnya. Keadaan tonus jasmani berpengaruh pada kesiapan dan aktivitas belajar. Orang yang keadaan jasmaninya segar akan siap dan aktif dalam pembelajaran, sebaliknya orang yang keadaan jasmaninya lesu dan lelah akan mengalamikesulitan untuk menyiapkan diri dan melakukan aktivitas untuk belajar. Keadaan tonus jasmani ini sangat berkaitan dengan asupan nutrisi yang diterima dan penyakit kronis yang diderita.
       Keadaan fungsi-fungsi fisiologi tertentu. Keadaan fungsi-fungsi fisiologi tertentu, terutama kesehatan pancaindra akan memengaruhi belajar. Indra yang terpenting dalam hal ini adalah mata dan telingan karena kedua indra inilah yang merupakan pintu gerbang masuknya informasi yang diperlukan dalam proses belajar.
Factor-faktor psikologis yang memengaruhi belajar antara lain mencakup :
Minat,adanya minat terhadap objek yang di pelajari akan mendorong orang untuk mempelajari sesuatu dan mencapai hasil belajar yang maksimal.Karena minat merupakan komponen psikis yang berperan mendorong seseorang untuk meraih tujuan yang di inginkan,sehingga ia bersedia melakukan kegiatan berkisar objek yang di minati.

2      Motivasi, Motivasi belajar sesorang akan menentukan hasil belajar yang di capainya.Bahkan dua orang yang sama-sama menunjukkan perilaku belajar yang sama,namun memiliki motivasi belajar yang berbeda akan mendapat hasil belajar yang relative berbeda,Maslow (dalam Frandsen,1961) mengemukakan motif motif belajar itu ialah :

  1. Adanya kebutuhan fisik;
  2. Adanya kebutuhan akan rasa sama;
  3. Adanya kebutuhan akan kecintaan dan penerimaan dari orang lain;
  4. Adanya kebutuhan untuk mendapatkan kehormatan;
  5. Adanya kebutuhan untuk aktualisasi diri.
  6. Inteligensi, merupakan modal utama dalam melakukan aktifitas belajar dan mencapai hasil belajar yang maksimal.Orang yang berinteligensi rendah tidak akan mungkin mencapai hasil belajar yang melebihi orang yang berinteligensi tinggi.
  7. Memori, kemampuan untuk merekam,menyimpan,dan mengungkapkan kembali apa yang telah di pelajari akan sangat membantu dalam proses belajar dan mencapai hasil belajar yang lebih baik.
  8. Emosi, penelitian tentang otak menunjukkan bahwa emosi yang positif akan sangat membantu kerja saraf otak untuk “merekatkan” apa yang di pelajari ke dalam memori (Goleman,1995’LeDoux,1993,MacLean,1990).Karena informasi pelajaran yang dikirim kepusat memori melalui amygdale sebagai pusat emosi berjalan tanpa halangan.

Faktor-faktor social yang memengaruhi belajar memengaruhi belajar merupakan factor manusia baik manusia itu hadir secara langsung maupun tidak.Faktor mencakup :

  1. Orang tua, di akui bahwa orang tua sangat berperan penting dalam belajar anak.Pola asuh orang tua,fasilitas belajar yang di sediakan,perhatian,dan motivasi merupakan dukungan belajar yang harus di berikan orang tua untuk kesuksesan belajar anak.
  2. Guru, terutama kompetensi pribadi dan professional guru sangat berpengaruh pada proses dan hasil belajar yang di capai anak didik.
  3. Teman teman atau orang-orang di sekitar lingkungan belajar,kehadiran orang lain secara langsung maupun tidak langsung dapat berpengaruh buruk atau baik pada belajar seseorang.
Faktor-faktor non-sosial yang memengaruhi belajar merupakan factor-faktor luar yang bukan factor manusia yang memengaruhi proses dan hasil belajar,di antaranya :
  1. Keadaan udara,suhu dan cuaca
  2. Waktu
  3. Tempat
  4. Alat-alat dan perlengkapan belajar.
Dari uraian di atas,tampak bahwa sesungguhnya factor-faktor yang memngaruhi belajar itu banyak dan bermacam macam.Sehingga manakala kita menemukan hasil belajar peserta didik yang tidak sesuai dengan harapan,kita tidak boleh serta merta menyalahkan bahwa hanya inteligensi sebagai penyebabnya.Faktor-faktor tersebut harus di perhatikan oleh para pendidik dan kalau mungkin harus di kondisikan sedemikian rupa guna memperoleh hasil belajar yang betul-betul maksimal.
Setelah uraian di atas bahwa contoh pengaplikasian materi tersebut berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yaitu: 



Identitas Siswa

Nama :                             Edo Fitri Rifai

Tempat Tanggal Lahir :      Serang, 8 Januari 2000

Umu :                               14 tahun

Berat Badan :                    56 Kg

Tinggi Badan :                   165 Cm


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan :    SMP Negeri 3 Serang
Mata Pelajaran       :    Fisika
Kelas/Semester      :    VIII/2
Peminatan              :    IPA
Materi Pokok         :   Gelombang, Getaran dan Optik         
Alokasi Waktu      :     2x40 Pertemuan
A.    Standar Kompetensi

Memahami konsep dan penerapan getaran,gelombang,dan optika dalam produk teknologi sehari-hari.

B.     Kompetensi Dasar

Menyelidiki sifat sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa.

C.    Tujuan Pembelajaran
·         Tujuan Psikomotorik
1.      Siswa mampu membedakan cahaya tampak dan cahaya tidak tampak
2.      Siswa mampu membedakan pemantulan teratur dan pemantulan tidak teratur
3.      Siswa mampu membedakan bayangan nyata dan bayangan maya
Penjelasan: Untuk tujuan pembelajaran berdasarkan perkembangan psikomotorik menggunakan kategori persepsi atau (P1). Berdasarkan biodata peseta didik bahwa dapat dikategorikan sebagai masa remaja. Pada masa ini anak tidak melihat segala sesuatu hanya dalam bentuk hitam dan putih, namun ada “gradasi abu-abu” di antaranya. Jadi berdasarkan karakteristik tersebut setelah kegiatan belajar mengajar peserta didik dapat membedakan segala sesuatu yang berkaitan dengan materi yang diajarkan.
·         Tujuan Kognitif
1.      Siswa mampu menjelaskan pengertian getaran dalam kehidupan sehari hari
2.      Siswa mampu menjelaskan pengertian periode suatu getaran
3.      Siswa mampu menjelaskan pengertian frekuensi suatu getaran
4.      Siswa mampu menjelaskan pengertian gelombang
5.      Siswa mampu menjelaskan pengertian gelombang transversal
6.      Siswa mampu menyebutkan contoh gelombang transversal
7.      Siswa mampu menyebutkan contoh getaran dalam kehidupan sehari-hari.
Penjelasan: Piaget membagi perkembangan kognitif anak kedalam 4 periode utama yang berkorelasi dan semakin canggih dengan seiring pertumbuhan usia:
1.      Periode sensorimotor (usia 0-2 tahun)
2.      Peride praoperasional (usia 2-7 tahun)
3.      Periode operasional konkrit (usia 7-11 tahun)
4.      Periode operasional formal (usia 11 tahun sampai dewasa)
Berdasarkan biografi peserta didik bahwa peserta didik dikategorikan pada periode operasional formal.
Untuk tujuan pembelajaran kognitif pada urut satu sampai lima menggunakan kategori kognitif pemahaman atau (C2) karena berdasarkan karakteristik pada tahap ini yaitu karakteristik tahap ini adalah diperolehnya kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia. Jadi setelah proses belajar dilakukan maka peserta didik dapat menjelaskan kembali materi yang diterangkan oleh pendidik.
Untuk tujuan pembelajaran kognitif pada nomer urut enam dan tujuh menggunakan kategori kognitif pengetahuan atau (C1) karena berdasarkan ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah mampu berpikir abstrak dan logis dengan  menggunakan pola berpikir "kemungkinan".  Model berpikir ilmiah dengan tipe hipothetico-dedutive dan inductive sudah mulai dimiliki anak, dengan kemampuan menarik kesimpulan, menafsirkan dan mengembangkan hipotesa.  Pada tahap ini kondisi berpikir anak sudah dapat :
1.      Bekerja secara efektif dan sistematis
2.      Menganalisis secara kombinasi.  Dengan demikian telah diberikan dua kemungkinan penyebabnya, C1 dan C2 menghasilkan R, anak  dapat merumuskan beberapa kemungkinan.
3.      Berpikir secara proporsional, yakni menentukan macam-macam proporsional tentang C1 dan C2  misalnya.
Dan berdasarkan teori dasar perkembangan kognitif dari Jean Piaget mewajibkan guru agar pembelajaran diisi dengan kegiatan interaksi inderawi antara siswa dengan benda-benda dan fenomema konkrit yang ada di lingkungan serta dimaksudkan untuk menumbuh-kembangkan kemampuan berpikir, antara lain kemampuan berpikir konservasi. Contoh dari teori tersebut yaitu peserta didik dapat menyebutkan contoh dari materi yang disampaikan. Jadi setelah kegiatan belajar mengajar diharapkan peserta didik dapat menyebutkan contoh dari materi yang telah disampaikan (Budiningsih, Asri: 2004).
·         Tujuan Afektif
1.      Siswa mampu menunjukan gelombang pada tali
2.      Siswa mampu mendiskusikan tentang gelombang dan getaran
Penjelasan: Affective Domain (ranah efektif). Berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi seperti minat, sikap, apresiasi dan cara penyesuaian diri. Kelakuan seseorang yang baik atau buruk. Usia remaja memiliki karakteristik emosional diantaranya yaitu Seorang remaja cenderung tidak toleran dan membenarkan pendapatnya sendiri, mungkin karena kurangnya rasa percaya diri. Mereka mempunyai pendapat bahwa ada jawaban-jawaban absolute dan bahwa mereka mengetahuinya (Rasak, Daruma: 2009). Dari karakteristik tersebut siswa mampu mendiskusikan materi tersebut dan menunjukan gelombang pada tali yang sesuai dengan materi

 Sumber Referensi:
Barlow, Daniel Leox. 1985. Educational Psychology: The Teaching Learning Process. Chicago: The Moody Bible Institute.
Hintzman, Dauglas L. 1978. The psychology of Learning and Memory.. san Francisco: W. H. Freeman & Company.
Syah, Muhibbin. 2009. Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Remaja Rosdakara