Belajar dan Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Belajar
Tujuan penulisan ini sesuai dengan taksonomi bloom
yaitu:
1. Mampu menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
(C1)
2. Mampu mengidentifikasi pengertian belajar (P1)?
3. Mampu menyatakan pendapat tentang belajar (A1)?
Definisi Belajar
Definisi Belajar
Sebagian orang beranggapan bahwa
belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang
tersaji dalam bentuk informasi atau materi pelanaran. Orang yang beranggapan
demikian biasanya akan segera merasa bangga ketika anak-anaknya telah mampu
menyebutkan kembali secara lisa (verbal) sebagian besar informasi yang terdapat
dalam buku teks atau yang diajarkan oleh guru.
Ayat yang berhubungan dengan belajar yaitu:
Ayat yang berhubungan dengan belajar yaitu:
يَآيُّهَا
الَّذِيْنَ اَمَنُوْآ اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجَلِسِ
فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللهُ لَكُمْ وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا
يَرْفَعِ اللهُ الَّذِيْنَ اَمَنُوْا مِنْكُمْ وَ الَّذِيْنَ اُوْتُوْا الْعِلْمَ دَرَجَتٍ
وَ اللهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ ـ المجادلة
Artinya: “Hai
orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu:
“Berlapang-lapanglah dalam majlis.” maka lapangkanlah, niscaya Allah
akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah
kamu.” maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang
beriman di antaramu, dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
(Q.S. al-Mujadilah: 11).
Skiner, seperti yang dikutip Barlow
(1985) dalam bukunya Educational psychology: The Teaching-Learning Process,
berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah
laku yang berlangsung secara progresif,
pendapat ini diungkapkan dalam pernyataan ringkasnya, bahwa belajar adalah . . . a process of
progressive behavior adaptation.
Hitzman dalam bukunya The
Psychology of Learning and Memory berpendapat Learning is a change in organism
due to experience which can affect the organism's behavior. Artinya,
belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme (manusia atau
hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat memengaruhi tingkah laku organisme
tersebut. Jadi, dalam pandangan Hintzman, perubahan yang ditimbulkam oleh
pengalaman tersebut baru dapat dikatakan belajar apabila memengaruhi organisme.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Secara umum belajar dapat dipahami
sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap
sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses
kognitif. Sehubungan dengan pengertian ini perlu diutarakan seklai lagi bahwa
perubahan tingkah laku yang timbul akibat proses kematangan, keadaam gila, mabuk, lelah, dan jenuh tidak dapat dipandang sebagai proses belajar.
Sebagai suatu proses, keberhasilan belajar ditentukan oleh berbagai factor.
Menurut Ryan (dalam Smith,1970), ada tiga factor yang mempengaruhi proses
belajar, yaitu: (1) aktivitas individu pada saat berinteraksi dengan
lingkungan; (2) factor fisiologi individu; dan (3) factor lingkungan yang
terdiri dari semua perubahan yang terjadi di sekitar individu tersebut. Secara garis besar, Suryabrata
(1989) menyatakan bahwa factor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat
digolongkan menjadi dua, yaitu:
- Factor-faktor yang berasal dari dalam diri pembelajar, yang meliputi: (a) factor-faktor fisiologi, dan (b) factor-faktor psikologis.
- Factor-faktor yang berasal dari
luar diri pembelajar, yang meliputi: (a) factor-faktor social, dan (b)
factor-faktor non social.
Factor-faktor fisiologis yang
memengaruhi belajar mencakup dua hal, yaitu:
Keadaan tonus
jasmani pada umumnya. Keadaan tonus jasmani berpengaruh pada kesiapan dan
aktivitas belajar. Orang yang keadaan jasmaninya segar akan siap dan aktif
dalam pembelajaran, sebaliknya orang yang keadaan jasmaninya lesu dan lelah
akan mengalamikesulitan untuk menyiapkan diri dan melakukan aktivitas untuk
belajar. Keadaan tonus jasmani ini sangat berkaitan dengan asupan nutrisi yang
diterima dan penyakit kronis yang diderita.
Keadaan
fungsi-fungsi fisiologi tertentu. Keadaan fungsi-fungsi fisiologi tertentu,
terutama kesehatan pancaindra akan memengaruhi belajar. Indra yang terpenting
dalam hal ini adalah mata dan telingan karena kedua indra inilah yang merupakan
pintu gerbang masuknya informasi yang diperlukan dalam proses belajar.
Factor-faktor psikologis yang memengaruhi belajar antara lain mencakup :
Minat,adanya
minat terhadap objek yang di pelajari akan mendorong orang untuk mempelajari
sesuatu dan mencapai hasil belajar yang maksimal.Karena minat merupakan
komponen psikis yang berperan mendorong seseorang untuk meraih tujuan yang di
inginkan,sehingga ia bersedia melakukan kegiatan berkisar objek yang di minati.
2 Motivasi,
Motivasi belajar sesorang akan menentukan hasil belajar yang di capainya.Bahkan
dua orang yang sama-sama menunjukkan perilaku belajar yang sama,namun memiliki
motivasi belajar yang berbeda akan mendapat hasil belajar yang relative
berbeda,Maslow (dalam Frandsen,1961) mengemukakan motif motif belajar itu ialah
:
- Adanya kebutuhan fisik;
- Adanya kebutuhan akan rasa sama;
- Adanya kebutuhan akan kecintaan dan penerimaan dari orang lain;
- Adanya kebutuhan untuk mendapatkan kehormatan;
- Adanya kebutuhan untuk aktualisasi diri.
- Inteligensi, merupakan modal utama dalam melakukan aktifitas belajar dan mencapai hasil belajar yang maksimal.Orang yang berinteligensi rendah tidak akan mungkin mencapai hasil belajar yang melebihi orang yang berinteligensi tinggi.
- Memori, kemampuan untuk merekam,menyimpan,dan mengungkapkan kembali apa yang telah di pelajari akan sangat membantu dalam proses belajar dan mencapai hasil belajar yang lebih baik.
- Emosi, penelitian tentang otak menunjukkan bahwa emosi yang positif akan sangat membantu kerja saraf otak untuk “merekatkan” apa yang di pelajari ke dalam memori (Goleman,1995’LeDoux,1993,MacLean,1990).Karena informasi pelajaran yang dikirim kepusat memori melalui amygdale sebagai pusat emosi berjalan tanpa halangan.
Faktor-faktor social yang memengaruhi belajar memengaruhi belajar merupakan
factor manusia baik manusia itu hadir secara langsung maupun tidak.Faktor
mencakup :
- Orang tua, di akui bahwa orang tua sangat berperan penting dalam belajar anak.Pola asuh orang tua,fasilitas belajar yang di sediakan,perhatian,dan motivasi merupakan dukungan belajar yang harus di berikan orang tua untuk kesuksesan belajar anak.
- Guru, terutama kompetensi pribadi dan professional guru sangat berpengaruh pada proses dan hasil belajar yang di capai anak didik.
- Teman teman atau orang-orang di sekitar lingkungan belajar,kehadiran orang lain secara langsung maupun tidak langsung dapat berpengaruh buruk atau baik pada belajar seseorang.
Faktor-faktor non-sosial yang memengaruhi belajar merupakan factor-faktor
luar yang bukan factor manusia yang memengaruhi proses dan hasil belajar,di
antaranya :
- Keadaan udara,suhu dan cuaca
- Waktu
- Tempat
- Alat-alat dan perlengkapan belajar.
Dari uraian di atas,tampak bahwa sesungguhnya factor-faktor yang memngaruhi
belajar itu banyak dan bermacam macam.Sehingga manakala kita menemukan hasil
belajar peserta didik yang tidak sesuai dengan harapan,kita tidak boleh serta
merta menyalahkan bahwa hanya inteligensi sebagai penyebabnya.Faktor-faktor
tersebut harus di perhatikan oleh para pendidik dan kalau mungkin harus di
kondisikan sedemikian rupa guna memperoleh hasil belajar yang betul-betul
maksimal.
Identitas
Siswa
Nama : Edo Fitri Rifai
Tempat Tanggal Lahir : Serang, 8 Januari 2000
Umu : 14
tahun
Berat Badan : 56
Kg
Tinggi Badan : 165
Cm
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan
Pendidikan : SMP Negeri 3 Serang
Mata
Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : VIII/2
Peminatan : IPA
Materi
Pokok : Gelombang,
Getaran dan Optik
Alokasi
Waktu : 2x40 Pertemuan
A.
Standar Kompetensi
Memahami konsep dan penerapan
getaran,gelombang,dan optika dalam produk teknologi sehari-hari.
B.
Kompetensi Dasar
Menyelidiki sifat sifat cahaya dan
hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa.
C.
Tujuan Pembelajaran
·
Tujuan Psikomotorik
1. Siswa mampu membedakan cahaya tampak
dan cahaya tidak tampak
2. Siswa mampu membedakan pemantulan
teratur dan pemantulan tidak teratur
3. Siswa mampu membedakan bayangan
nyata dan bayangan maya
Penjelasan: Untuk tujuan pembelajaran
berdasarkan perkembangan psikomotorik menggunakan kategori persepsi atau (P1).
Berdasarkan biodata peseta didik bahwa dapat dikategorikan sebagai masa remaja.
Pada masa ini anak tidak melihat segala sesuatu hanya dalam bentuk hitam dan
putih, namun ada “gradasi abu-abu” di antaranya. Jadi berdasarkan karakteristik
tersebut setelah kegiatan belajar mengajar peserta didik dapat membedakan
segala sesuatu yang berkaitan dengan materi yang diajarkan.
·
Tujuan Kognitif
1. Siswa mampu menjelaskan pengertian
getaran dalam kehidupan sehari hari
2. Siswa mampu menjelaskan pengertian
periode suatu getaran
3. Siswa mampu menjelaskan pengertian
frekuensi suatu getaran
4. Siswa mampu menjelaskan pengertian
gelombang
5. Siswa mampu menjelaskan pengertian
gelombang transversal
6. Siswa mampu menyebutkan contoh
gelombang transversal
7. Siswa mampu menyebutkan contoh
getaran dalam kehidupan sehari-hari.
Penjelasan: Piaget membagi perkembangan kognitif
anak kedalam 4 periode utama yang berkorelasi dan semakin canggih dengan
seiring pertumbuhan usia:
1. Periode
sensorimotor (usia 0-2 tahun)
2. Peride
praoperasional (usia 2-7 tahun)
3. Periode
operasional konkrit (usia 7-11 tahun)
4. Periode
operasional formal (usia 11 tahun sampai dewasa)
Berdasarkan
biografi peserta didik bahwa peserta didik dikategorikan pada periode operasional
formal.
Untuk
tujuan pembelajaran kognitif pada urut satu sampai lima menggunakan kategori
kognitif pemahaman atau (C2) karena berdasarkan karakteristik pada tahap ini
yaitu karakteristik tahap ini adalah
diperolehnya kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan
menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia. Jadi setelah proses belajar
dilakukan maka peserta didik dapat menjelaskan kembali materi yang diterangkan
oleh pendidik.
Untuk tujuan pembelajaran kognitif
pada nomer urut enam dan tujuh menggunakan kategori kognitif pengetahuan atau (C1)
karena berdasarkan ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah
mampu berpikir abstrak dan logis dengan menggunakan pola berpikir
"kemungkinan". Model berpikir ilmiah dengan tipe hipothetico-dedutive dan inductive sudah mulai dimiliki anak, dengan
kemampuan menarik kesimpulan, menafsirkan dan mengembangkan hipotesa.
Pada tahap ini kondisi berpikir anak sudah dapat :
1. Bekerja secara efektif dan
sistematis
2. Menganalisis secara kombinasi.
Dengan demikian telah diberikan dua kemungkinan penyebabnya, C1 dan C2
menghasilkan R, anak dapat merumuskan beberapa kemungkinan.
3. Berpikir secara proporsional, yakni
menentukan macam-macam proporsional tentang C1 dan C2 misalnya.
Dan berdasarkan teori dasar perkembangan kognitif dari Jean
Piaget mewajibkan guru agar pembelajaran diisi dengan kegiatan interaksi
inderawi antara siswa dengan benda-benda dan fenomema konkrit yang ada di
lingkungan serta dimaksudkan untuk menumbuh-kembangkan kemampuan berpikir,
antara lain kemampuan berpikir konservasi. Contoh dari teori tersebut yaitu
peserta didik dapat menyebutkan contoh dari materi yang disampaikan. Jadi
setelah kegiatan belajar mengajar diharapkan peserta didik dapat menyebutkan
contoh dari materi yang telah disampaikan (Budiningsih, Asri: 2004).
·
Tujuan Afektif
1. Siswa
mampu menunjukan gelombang pada tali
2. Siswa
mampu mendiskusikan tentang gelombang dan getaran
Penjelasan: Affective
Domain (ranah efektif). Berisi perilaku-perilaku yang menekankan
aspek perasaan dan emosi seperti minat, sikap, apresiasi dan cara penyesuaian
diri. Kelakuan seseorang yang baik atau buruk. Usia remaja memiliki
karakteristik emosional diantaranya yaitu Seorang remaja cenderung tidak
toleran dan membenarkan pendapatnya sendiri, mungkin karena kurangnya rasa
percaya diri. Mereka mempunyai pendapat bahwa ada
jawaban-jawaban absolute dan bahwa mereka mengetahuinya (Rasak, Daruma: 2009).
Dari karakteristik tersebut siswa mampu mendiskusikan materi tersebut dan
menunjukan gelombang pada tali yang sesuai dengan materi
Barlow, Daniel Leox. 1985. Educational Psychology: The
Teaching Learning Process. Chicago: The Moody Bible Institute.
Hintzman, Dauglas L. 1978. The psychology of Learning and
Memory.. san Francisco: W. H. Freeman & Company.
Syah, Muhibbin. 2009. Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT.
Remaja Rosdakara